Minggu, 29 April 2012

INTRODUCTION

  • Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkordinasian sumber daya (data, materials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)

  • Tugas Dasar SIA dalam Pengolahan Data 
  1. Pengumpulan Data 
  2. Manipulasi Data, terdiri atas : ~ Pengklasifikasian ~ Penyortiran ~ Penghitungan ~ Pengikhtisaran 
  3. Penyiapan Data 
  4. Penyiapan Dokumen (oleh suatu tindakan atau oleh jadwal waktu) 
  • Komponen-Komponen dalam SIA  
  1. Orang-orang 
  2. Prosedur 
  3. Data 
  4. Software 
  5. Infrastruktur Teknologi Informasi
 
  • Tiga Fungsi Penting SIA dalam Organisasi
  1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi agar pihak manajemen, pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang telah terjadi. 
  2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
  3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan dapat dipercay

Siklus Pembelian

  • Definisi Siklus Pembelian
Siklus pembelian adalah suatu kegiatan atau transaksi pembelian, baik itu secara tunai maupun kredit dalam suatu organisasi.
Sistem Informasi Akuntansi Pembelian berarti suatu sistem pembelian atau suatu sistem transaksi untuk mendapatkan barang-barang baik secara kredit maupun secara tunai di dalam suatu organisasi / perusahaan yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi yang penting, memberi sinyal kepada management dan menyediakan suatu dasar informasi pembelian untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Dalam pembahasan kali ini, siklus pembelian terdiri atas :
  • Pembelian Tunai berdasarkan penawaran supplier
  • Pembelian Tunai berdasarkan inisiatif perusahaan
  • Pembelian kredit berdasarkan penawaran supplier
  • Pembelian kredit berdasarkaninisiatif perusahaan

  • Berikut merupakan Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier :
  1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian. 
  2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang. 
  3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian. 
  4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin 
  5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian 
  6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip. 
  7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian. 
  8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang beserta faktur kepada bagian gudang 
  9. Bagian gudang menerima barang dan faktur dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta faktur. 
  10. Bagian keuangan melakukan pembayaran berdasarkan atas SOP, laporan penerimaan barang dan faktur. Pembayaran tersebut dikirim ke supplier . 
  11. Supplier setelah menerima pembayaran membuat faktur lunas yang dikirimkan ke bagian keuangan. 
  12. Bagian keuangan menerima faktur lunas dan berdasarkan faktur lunas tersebut bagian keuangan membuat laporan pemeblian tunai rangkap 2, lembar pertama kan disimpan sebagai arsip dan lembar kedua kan dikirimkan ke pemimpin. 
  • Berikut merupakan Flowchart Pembelian Tunai Berdasarkan Penawaran Supplier :

  • Berikut merupakan Prosedur Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan : 
  1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip. 
  2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. 
  3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian)dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan. 
  4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, makaSDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal. 
  5. BerdasarkanSDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip. 
  6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dariBagianPembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang. 
  8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan Faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip. 
  9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2dan, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian  Gudang. 
  10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan melakukan pembayaran kepada Bagian Supplier. 
  11. Bagian Supplier menerima uang dari Bagian Keuangan. Supplier membuat Faktur Lunas rangkap 2. Lembar ke-1 dikirmkan ke Bagian Keuangan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 
  12. Bagian Keuangan menerima faktur lunas. Berdasarkan faktur lunas tersebut, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembayaran Tunai rangkap 2. Lembar ke-1 dikirimkan ke Pimpinan dan lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 
  • Berikut merupakan Flowchart Pembelian Tunai Berdasarkan Inisiatif Perusahaan :

     
  • Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier :
  1. Bagian supplier mengirimkan SPH (Surat Penawaran Harga) ke bag pembelian. 
  2. Bagian pembelian menerima SPH dari pemasok lalu membuat permintaan daftar barang yang dikirim ke bagian gudang. 
  3. Bagian gudang menerima permintaan daftar barang lalu membuat daftar barang yang ada dan dikirimkan ke bagian pembelian. 
  4. Bagian pembelian menerima daftar barang yang ada lalu memutuskan apakah akan memesan atau tidak. Jika tidak akan memesan maka berakhir, tetapi juka mau memesan maka bagian pembelian akan membuat SPP(Surat Permintaan Pembelian) yang dikirim ke pemimpin 
  5. Pemimpin setelah menerima SPP dari bagian pembelian, jika menyetujuinya akan mengacc SPP. SPP yang telah diacc dikirim ke bagian pembelian 
  6. Bagian pembelian setelah menerima SPP yang telah diacc akan membuat SOP(Surat Order Pembelian) rangkap 4. SOP lembar 1 akan dikirimkan kepada supplier,SOP lembar kedua akan dikirimkan ke bagian gudang, SOP lembar ketiga akan dikirimkan ke bagian keuangan dan SOP lembar keempat akan disimpan sebagai arsip. 
  7. Supplier menerima SOP dari bagian pembelian. Setelah itu supplier membuat faktur, lalu mengirimkan faktur beserta barang yang dibeli kepada bagian pembelian. 
  8. Bagian pembelian menerima barang dan faktur dari supplier setelah itu mengirimkan barang dan faktur ke bagian gudang. 
  9. Bagian gudang menerima barang dari bagian pembelian. Bagian gudang membuat laporan penerimaan barang rangkap 2 berdasarkan barang dan SOP. Laporan penerimaan barang lembar 1 disimpan sebagai arsip, sedangkan lembar kedua dikirim ke bagian keuangan beserta dengan faktur. 
  10. Bagian keuangan membuat laporan pembelian kredit rangkap 2 berdasarkan SOP,faktur dan laporan penerimaan barang. Laporan pembelian kredit lembar pertama akan disimpan sebagai arsip dan laporan keuangan kedua akan dikirmkan ke pemimpin. 

  • Berikut merupakan Flowchart Pembelian Kredit Berdasarkan Penawaran Supplier :

  • Berikut merupakan Prosedur Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan : 
  1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, danl embar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip. 
  2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. 
  3.  SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Pimpinan untuk mendapat persetujuan. 
  4. Jika Pimpinan menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ke transaksi awal. 
  5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip. 
  6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2  disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang. 
  8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
  9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang. 
  10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian Kredit (LPK) rangkap 2. Lembar pertama diserahkan ke Pimpinan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 

  • Berikut merupakan Flowchart Pembelian Kredit Berdasarkan Inisiatif Perusahaan :

Siklus Penjualan

  •  Definisi Siklus Penjualan
Siklus penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan) dan pencatatan penjualan.

  • Berikut Merupakan Prosedur dari Penjualan: 
  1. Customer dapat mencari buku sendiri atau memesan karena buku tidak tersedia, jika memesan maka customer membuat daftar pesanan yang akan diterima oleh customer service. Jika mencari buku sendiri maka customer mengecek buku tersebut jika sesuai akan dibawa ke kasir. 
  2. Customer service menerima daftar pesanan dari customer membuat faktur lunas dan mengirimkannya ke customer 
  3. Customer menerima faktur pemesanan dan melakukan pembayaran 
  4. Setelah menerima pembayaran customer service membuat tanda terima rangkap 2. Lembar 1 diberikan kepada customer sedangkan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 
  5. Kasir menerima buku dari customer lalu menyakan apakah tunai atau non tunai. Jika tunai maka kasir membuat nota yang diberikan kepada customer. Jika non tunai kasir akan membuat slip cc(credit card) rangkap 2. Lebar 1 dikirim bersama buku ke customer. lembar kedua akan dibuat sebagai dasar untuk membuat laporan penjualan non tunai rangkap 2. Laporan penjualan non tunai rangkap 2, lembar 1 kan dikirim ke bagian keuangan seda ngkan lembar kedua sebagai arsip. 
  6. Jika tunai, setelah menerima nota customer melakukan pembayaran kepada kasir. Jika non tunai maka customer menerima buku dan slip cc dari kasir. 
  7. Setelah menerima pembayaran dari customer, maka kasir kan membuat nota lunas rangkap 2 . Lembar 1 akan dikirim bersama buku kepada customer, lembar kedua akan dibuat sebagai dasar untuk membuat laporan penjualan tunai rangkap 2. Laporan penjualan lembar 1 akan dikirim ke bagian keuangan sedangkan lembar kedua akan disimpan sebagai arsip. 
  8. Bagian keuangan menerima laporan penjualan tunai dan laporan penjualan non tunai yang kan digunakan sebagai dasar dalam membuat laporan penjualan rangkap 2,lembar kedua akan dikirim ke pemimpin lembar 1 kan disimpan sebagai arsip. 
  • Berikut merupakan Flowchart Penjualan :
  

Kamis, 26 April 2012

Siklus Pendapatan

  • Definisi Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Penerimaan/pendapatan kas perusahaan berasal dari 2 sumber utama yaitu : 
  1. Kas dari penjualan tunai
  2. Kas dari piutang usaha
  • 3 Fungsi Dasar SIA dalam Siklus Pendapatan :
  1. Mendapatkan dan memproses data mengenai berbagi aktivitas bisnis
  2. Menyimpan dan mengatur data untuk mendukung pengambilan keputusan
  3. Memberikan pengawasan untuk memastikan keandalan data serta menjaga sumber daya organisasi
  • Berikut merupakan Prosedur Pendapatan dari Penjualan Tunai:

  1. Pelanggan yang merasa cocok dengan produk yang sudah dipilih melakukan pembayaran secara tunai ke Kasir. 
  2. Kasir menerima pembayaran tunai (kas) dari Pelanggan. Kemudian Kasir membuat Laporan Penerimaan Kas (LPK) dan dikirimkan ke Bagian Keuangan. 
  3. Bagian Keuangan membuat Laporan Penjualan Tunai (LPT) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Pimpinan dan Lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  • Berikut merupakan Flowchart Pendapatan dari Penjualan Tunai :
  • Berikut merupakan Prosedur Pendapatan dari Piutang Usaha :
  1. Kasir mengirimkan faktur ke Bagian Piutang. Bagian Piutang melakukan pengecekan jatuh tempo piutang berdasarkan faktur yang sudah diterimanya. 
  2. Apabila jatuh tempo sudah dicek, maka Bagian piutang mencatat waktu jatuh tempo tersebut pada Schedule Umur Piutang (SUP). 
  3. Berdasarkan SUP tersebut, Bagian Piutang membuat Surat Tagihan Piutang (STP) dan STP dikirimkan ke Pelanggan. 
  4. Pelanggan menerima STP, dan melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo. Pembayaran dikirimkan ke Bagian Piutang. 
  5. Bagian Piutang menerima pembayaran dari pelanggan dan membuat faktur lunas rangkap 2. Lembar 1 dikimkan ke Pelanggan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  6. Bagian Piutang membuat Laporan Penerimaan Kas dari Piutang rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Keuangan. Lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  •  Berikut merupakan Flowchart Pendapatan dari Piutang Usaha :
 

Siklus Pengeluaran Kas

  • Definisi Siklus Pengeluaran Kas :
Siklus pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
  • Tujuan Utama dalam Siklus Pengluaran : 
Untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi..
Pihak manajemen diharapkan mampu mengawasi dan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas proses siklus pengeluaran, yang membutuhkan kemudahan akses ke data terinci mengenai sumber daya yang digunakan dalam siklus pengeluaran, kegiatan yang mempengaruhi sumber daya tersebut, serta para pelaku yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
  • 3 Fungsi Dasar SIA dalam Siklus Pengeluaran :
  1. Memperoleh dan memproses data mengenai berbagai aktivitas bisnis
  2. Menyimpan dan mengatur data untuk mendukung pengambilan keputusan
  3. Menyediakan fungsi pengendalian untuk memastikan keandalan data dan penjagaan atsas sumber daya organisasi.
  • Berikut merupakan Prosedur dari Pengeluaran Kas : 
  1. Bagian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran, dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  2. Bagian Pembayaran menerima Faktur lembar 1 dari Supplier. Berdasarkan faktur tersebut, Bagian Pembayaran membuat Surat Permintaan Pengeluaran Kas (SPPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  3. Manajer menerima SPPK lembar 1. Berdasarkan SPPK lembar 1 tersebut, Manajer akan menyetujui SPPK tersebut, dan mengirimkan SPPK yang telah disetujui kepada Bagian Pemegang Kas. 
  4. Bagian Pemegang Kas menerima SPPK yang telah disetujui. Berdasarkan SPPK yang telah disetujui tersebut, Bagian Pemegang Kas membuat Bukti Kas Keluar (BKK) rangkap 3. Lembar 1 beserta uang dikirimkan ke Bagian Pembayaran, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip. 
  5. Bagian Pembayaran menerima BKK Lembar 1 beserta uang, selanjutnya Bagian Pembayaran melakukan pembayaran kepada Supplier. 
  6. Supplier menerima pembayaran dari Bagian Pembayaran. Berdasarkan pembayaran tersebut, Supplier membuat Surat Pelunasan Pembayaran (SPP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Pembayaran dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Pembayaran menerima SPP lembar 1, kemudian membuat Laporan Pembayaran (LP) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Bagian Akuntansi dan lembar 2 disimpan sebagai arsip.
  8. Berdasarkan BKK lembar 2 dari Bagian Pemegang Kas dan LP lembar 1 dari Bagian Pembayaran, Bagian Akuntansi membuat Laporan Pengeluaran Kas (LPK) rangkap 2. Lembar 1 dikirimkan ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  • Berikut merupakan Flowchart dari Pengeluaran Kas :
 

Siklus Penggajian dan Upah

  • Definisi Gaji dan Upah
Gaji dan upah menurut UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN adalah hak pegawai atau pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi para pekerja dan/atau atas jasa yang telah dilakukan. 
  • 3 Fungsi dasar SIA pada Siklus Penggajian yaitu : 
  1. Pemrosesan data transaksi tentang aktivitas karyawan
  2. Menjaga aset organisasi
  3. Penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan
  • Berikut merupakan Prosedur dari Penggajian dan Lembur Karyawan :
  1. Supervisor mengisi form lembur 1 rangkap yang kemudian dikirim ke manajer untuk mendapatkan persetujuan. 
  2. Manajer memeriksa form lembur dari supervisor, kemudian jika setuju form lembur di ACC, dan manajer membuat form lembur yang telah disetujui rangkap 2, lembar pertama dikirim ke Supervisor dan lembar kedua dikirim ke Bagian Keuangan, jika tidak maka proses berulang. 
  3. Berdasarkan form lembur yang telah disetujui, Bagian Keuangan merekap form lembur yang menjadi laporan lembur rangkap 3. Lembar pertama dikirim ke Manajer, lembar kedua dikirim ke pimpinan, dan lembar ketiga disimpan sebagai arsip. 
  4. Berdasarkan laporan lembur, Bagian Keuangan merekap form penggajian dengan menggunakan data penggajian rangkap 3. Lembar pertama dikirim ke pimpinan, lembar kedua dikirim, ke Supervisor, dan lembar ketiga disimpan sebagai arsip. 
  5. Setelah Supervisor menerima Form lembur yang disetujui dari Manajer dan menerima Laporan penggajian dari Bagian Keuangan maka proses selesai.
  • Berikut merupakan Flowchart dari Penggajian dan Lembur Karyawan :

Siklus Produksi dan Persediaan

  • Definisi Siklus Produksi dan Persediaan
Siklus produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk, sedamgkan siklus persediaan adalah rangkaian aktivitas bisnis yang berkaitan dengan pengendalian persediaan produk suatu perusahaan.
  • 3 Fungsi SIA dalam Siklus Produksi :
  1. Menjelaskan aktivitas siklus produksi serta membahas data mengenai pengumpulan dan proses biaya aktivitasnya.
  2. Membahas tujuan pengendalian utama dalam siklus produksi serta mampu mendesain dalam hal mencapai tujuan
  3. Mampu secara efektif dan efisien dalam menyimpan serta mengatur informasi yang dibutuhkan dalam membuat keputusan.  
  • Dalam Pembahasan ini Siklus Produksi dan Persediaan terdiri atas :
  1. Prosedur pencatatan barang/produk jadi
  2. Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual
  3. Prosedur pencatatan harga pokok persediaan
  4. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
  • Berikut merupakan prosedur pencatatan barang/produk jadi: 
  1. Bagian produksi membuat Bukti Pengiriman Barang Jadi rangkap 3. Lembar 1 dikirimkan bersama barang ke Bagian Gudang. Lembar 2 dikirimkan ke Bagian Akuntansi. Lembar 3 disimpan sebagai arsip. 
  2. Bagian Akuntansi menerima Bukti Pengiriman BJ lembar 2 dari Bagian Produksi, kemudian di arsip untuk dijadikan bukti bahwa Bagian Produksi telah menyelesaikan produk jadi dan sudah melakukan pengiriman ke Bagian Akuntansi 
  3. Bagian gudang menerima barang jadi dan Bukti Pengiriman Barang Jadi lembar 1 dari Bagian Produksi. Berdasarkan Bukti Pengiriman BJ tersebut, Bagian Gudang mengisi Kartu Gudang yang menyatakan bahwa bagian gudang menerima barang jadi sejumlah unit barang jadi yang telah ditransfer oleh bagian produksi. 
  4. Setelah mengisi kartu gudang, Bagian Gudang meminta tanda tangan (untuk mengetahui produk jadi yang masuk ke Bagian Gudang) ke Bagian Akuntansi. 
  5. Bagian Akuntansi menerima Kartu Gudang untuk ditanda tangani sebagai bukti penerimaan barang jadi. Setelah itu mengirimkan Kartu gudang yang telah ditanda tangani ke Bagian Gudang.
  6. Berdasarkan kartu gudang yang telah ditanda tangani, Bagian Gudang membuat Surat Penerimaan Barang Jadi (SPBJ) rangkap 3. Lembar pertama dikirimkan ke Bagian Akuntansi, lembar 2 dikirimkan ke Bagian Produksi dan lembar 3 disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Akuntansi menerima SPBJ lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 1 tersebut, Bagian Akuntansi mengisi Kartu persediaan yang digunakan untuk mengetahui persediaan barang jadi yang telah masuk. 
  8. Setelah mengisi Kartu Persediaan, Bagian Akuntansi mencatat di Jurnal tentang persediaan barang jadi yang masuk. Setelah itu, memposting ke buku besar, dan dibuatkan neraca saldo dan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan Laporan Keuangan. Berdasarkan Laporan Keuangan tersebut, Bagian Akuntansi membuat Laporan Penerimaan Barang Jadi (LPBJ) yang dikirimkan ke Manajer. 
  9. Bagian Produksi menerima SPBJ lembar 2 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPBJ lembar 2, Bagian Produksi membuat Laporan Penyelesaian Barang Jadi yang dikirimkan ke Manajer. 
  • Berikut merupakan Flowchart dari pencatatan barang/produk jadi:

  • Berikut merupakan prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual:
  1. Bagian produksi membuat surat permintaan bahan baku rangkap 2, lembar 1 diberikan kepada bagian  gudang sedangkan lembar ke 2 disimpan sebagai arsip.   
  2. Bagian gudang menerima surat permintaan barang baku lalu mempersiapkan bahan baku yang diminta, membuat surat pengiriman barang rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip sedangkan lembar ke 2 dikirim ke bagian produksi beserta bahan baku.  
  3. Bagian produksi menerima surat pengiriman dan barang, lalu melakukan produksi. Setelah itu membuat laporan DM,DL,FOH rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip, lembar ke 2 dikirim ke bagian akuntansi. 
  4. Bagian akuntansi menerima laporan DM,DL,FOH. Berdasarkan laoran tersebut bagian akuntansi menghitung DMC,DLC,FOH. Lalu membuat laporan harga pokok produksi rangkap 2. Lembar 1 disimpan sebagai arsip. Lembar ke 2 dikirim ke manajer. 
  5. Bagian manajer menerima laporan harga pokok produksi,. Berdasarkan laporan harga pokok produksi bagian manajer menentukan margin laba lalu membuat laporan harga penjualan barang. 
  • Berikut merupakan Flowchart dari pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual :
  • Berikut merupakan prosedur dari pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli:
  1. Bagian Gudang yang biasanya membutuhkan barang, membuat SPP (Surat Permintaan Pembelian) rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Pembelian, dan lembar 2 disimpan oleh Bagian Gudang sebagai arsip. 
  2. Bagian Pembelian menerima SPP lembar 1 dari Bagian Gudang. Berdasarkan SPP lembar 1, maka Bagian Pembelian membuat SPPH. 
  3. SPPH tersebut dikirimkan ke Bagian Supplier. Dan Supplier membuat SPH. SPH tersebut dikirimkan ke Bagian Pembelian. Berdasarkan SPH tersebut, Bagian Pembelian membuat SDP (Surat Daftar Pembelian) dikirim ke Manager untuk mendapat persetujuan. 
  4. Jika Manager menyetujui SDP tersebut, maka SDP yang telah disetujui dikirimkan kembali ke Bagian Pembelian. Jika tidak, maka kembali ketransaksi awal.
  5. Berdasarkan SDP yang sudah disetujui, Bagian Pembelian membuat SOP (Surat Order Pembelian) rangkap 4. Lembar ke-1 dikirim kepada Supplier. Lembar ke-2 dikirim ke Bagian Keuangan. Lembar ke-3 dikirim ke Bagian Gudang dan lembar ke-4 disimpan sebagai arsip. 
  6. Supplier menerima SOP lembar ke-1 dari Bagian Pembelian. Kemudian Supplier membuat faktur rangkap 2. Lembar ke-1 dikirim beserta barang pesanan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 disimpan sebagai arsip. 
  7. Bagian Pembelian menerima faktur beserta barang pesanan dari Supplier. Kemudian, faktur dan barang dikirim ke Bagian Gudang. 
  8. Bagian Gudang menerima barang dan mencatat barang masuk berdasarkan SOP lembar ke-3 dan membuat LPB (Laporan Penerimaan Barang) rangkap 3. Lembar ke-1 dikirimkan ke Bagian Pembelian. Lembar ke-2 dan faktur dikirim ke Bagian Keuangan. Dan lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.
  9. Bagian Keuangan menerima SOP lembar ke-2, Faktur serta LPB lembar ke-2 dari Bagian Gudang. 
  10. Berdasarkan SOP lembar ke-2, Faktur dari Bagian Pembelian serta LPB lembar ke-2, Bagian Keuangan membuat Laporan Pembelian LP rangkap 2. LembarpertamadiserahkankeManagerdanlembarkeduadisimpansebagaiarsip.
  11. Berdasarkan laporan pembelian kredit bagian keuangan membuat laporan harga pokok persediaan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke manager, lembar ke 2 disimpan sebagai arsip. 
  • Berikut merupakan Flowchart dari pencatatan harga pokok persediaan:
  
  
  • Berikut merupakan Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang: 
  1. Bagian Produksi membuat surat permintaan bahan baku sesuai kebutuhan rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Gudang dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 
  2. Bagian Gudang menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi. 
  3. Berdasarkan Surat Permintaan Bahan Baku, Bagian Gudang membuat Surat Pengiriman Bahan Baku rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Produksi beserta bahan baku yang diminta dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.
  4. Berdasarkan Surat Pengiriman Bahan Baku, Bagian Gudang membuat bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 
  5. Berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku, Bagian Gudang membuat laporan persediaan bahan baku rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Bagian Akuntansi, lembar kedua disimpan sebagai arsip. 
  6. Bagian Produksi menerima Surat Pengiriman Bahan Baku beserta bahan baku dari Bagian Gudang. 
  7. Bagian Produksi memproduksi bahan baku menjadi barang jadi, kemudian mengirim barang jadi ke Bagian Gudang. 
  8. Berdasarkan barang jadi, Bagian Gudang membuat laporan barang jadi rangkap 2. Lembar 1 dikirim ke Bagian Akuntansi dan lembar kedua disimpan sebagai arsip. 
  9. Berdasarkan laporan persediaan bahan baku, bukti permintaan dan pengeluaran bahan baku gudang dan laporan barang jadi, Bagian Akuntansi membuat laporan permintaan dan pengeluaran barang gudang rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke Manajer dan lembar 2 disimpan sebagai arsip. 
  • Berikut merupakan Flowchart permintaan dan pengeluaran barang gudang: